Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW Hadirkan kolaborasi yang Seru

Bobby Eribowo

Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW

Easterfeeds, Jakarta  – Apa jadinya jika semesta luar angkasa Honkai: Star Rail bertemu dengan dunia magis dan berdarah dari Fate/stay night? Jawabannya ada di interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW yang berlangsung hangat dan mendalam antara dua penulis besar: Nasu Kinoko dari TYPE-MOON dan Shaoji dari HoYoverse. Dalam momen langka ini, kita diajak menyelami alasan kreatif, proses kolaborasi, hingga filosofi di balik penggabungan dua IP legendaris ini.

Langsung aja Mineaster bakal bahas ini secara santai supaya kalian bisa mengerti apa yang akan kita bahas

Hasil Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW

Pertanyaan pertama dalam interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW tentu saja: “Kenapa kolaborasi ini bisa terjadi?” Ternyata jawabannya cukup sederhana dan tulus—karena cinta terhadap karya.

Shaoji, penulis utama Honkai: Star Rail, mengaku dirinya adalah penggemar berat karya-karya TYPE-MOON, termasuk Fate. Ketika proyek kolaborasi pertama untuk Star Rail mulai dirancang, Shaoji dan tim tidak ingin sembarangan memilih mitra. Mereka bertanya: “Apa yang disukai pemain? Apa yang kami sukai?” Dan jawabannya adalah Fate/stay night.

Nasu Kinoko sendiri mengakui bahwa ia sempat kaget dan senang ketika HoYoverse mengajukan kolaborasi. “60% shock, 40% euforia,” katanya. Sebagai seseorang yang pernah merasa ‘takut’ dengan kualitas Honkai: Star Rail, Nasu akhirnya justru merasa kagum—dan setuju tanpa ragu.

Mengapa Saber, Archer, dan Lancer?

Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW
doc.hsr x fate

Dalam kolaborasi ini, hanya tiga Servant dari Fate/stay night yang muncul: Saber, Archer, dan Lancer. Kenapa hanya mereka?

Shaoji menjelaskan bahwa mereka ingin menghadirkan “Three Knight Classes” sebagai representasi kuat dari semangat Holy Grail War. Saber dan Archer menjadi playable characters, sementara Lancer muncul sebagai NPC dalam cerita. Pemilihan ini bukan karena keterbatasan, tapi karena fokus ingin menghadirkan narasi seotentik mungkin dalam semesta Star Rail.

Holy Grail War di Penacony? Why Not!

Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW
doc.hsr x fate

Dalam interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW juga terungkap bahwa lokasi utama kolaborasi ini adalah Penacony, dunia mimpi dalam Star Rail. Awalnya mereka ingin menggunakan Simulated Universe, namun kemudian sadar bahwa Penacony lebih cocok. Alasannya? Karena tema Penacony, yaitu “mengejar impian”, sangat selaras dengan esensi dari Holy Grail War—keinginan kuat dari setiap karakter untuk mendapatkan apa yang mereka idamkan.

Dan benar saja, dengan memasukkan elemen khas dari Penacony, mereka berhasil menyulap kolaborasi ini menjadi cerita mimpi yang seakan nyata.

Nasu x Shaoji: Percakapan Antar Generasi

Bagian paling emosional dari interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW adalah ketika kedua kreator ini berbagi filosofi soal dunia kreatif dan penulisan.

Shaoji bertanya bagaimana Nasu menjaga konsistensi dalam dunia yang kompleks seperti Fate, dan jawabannya mengejutkan: Nasu menetapkan “tema dekade”—sebuah konsep besar yang menjadi panduan kreatif selama 10 tahun. Misalnya, era FGO berfokus pada “tanggung jawab atas konsumsi”.

Sementara itu, Shaoji berbagi bagaimana tim Star Rail menulis cerita dalam siklus 42 hari, sebuah tantangan luar biasa dalam dunia game live service. Tapi menurutnya, tekanan itu adalah bentuk cinta dan pengabdian terhadap cerita dan pemain.

Ode to Humanity: Tema yang Selalu Hidup

Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW
doc. fate ubw

Kolaborasi ini tak hanya soal fanservice. Dalam interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW, keduanya membahas bagaimana kisah yang mereka ciptakan adalah “Ode to Humanity”—perayaan terhadap perjuangan manusia, baik dalam penderitaan maupun harapan.

Shaoji menyentuh soal nihilisme modern yang banyak dirasakan generasi sekarang. Ia percaya bahwa cerita seperti Star Rail dan Fate bisa menjadi pengingat bahwa meskipun dunia keras, ada cinta dan harapan yang bisa ditemukan.

Nasu menambahkan bahwa goodwill atau niat baik adalah fondasi manusia. “Kalau kebencian yang mendominasi, umat manusia sudah punah dari dulu,” katanya.

Menutup Cerita, Tapi Tidak Menutup Semangat

Akhir dari interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW membahas hal yang sangat penting: bagaimana cara mengakhiri cerita dengan bermakna. Baik Nasu maupun Shaoji sepakat bahwa akhir dari kisah harus menyisakan kesan mendalam. Bukan hanya bagi karakter, tapi juga bagi pemain.

Dan justru di sanalah letak keabadian cerita. Karakter yang mati di puncak hidupnya, atau yang menutup lembar akhir dengan kalimat tak terduga, akan selalu hidup di hati penikmatnya.

Lebih dari Sekadar Kolaborasi

Kolaborasi ini bukan sekadar bintang tamu di game. Ini adalah pertemuan dua semesta, dua generasi kreator, dan dua filosofi tentang bagaimana manusia bertahan dan bermimpi. Interview kolaborasi Star Rail x Fate UBW adalah bukti bahwa ketika semangat otaku, dedikasi, dan rasa hormat bertemu, maka hasilnya adalah sesuatu yang tak hanya menghibur—tetapi juga menginspirasi.

Jadi, bagi kamu yang mencintai cerita, karakter, dan dunia penuh keajaiban… ini adalah momen yang wajib kamu alami.

Jika kamu suka artikel ini, pastikan untuk mengikuti update terbaru dari kolaborasi Star Rail x Fate UBW, karena cerita ini baru saja dimulai!


Dapatkan berita game dan informasi menarik lainnya seputar dunia game, esports, culture dan techno hanya di Easterfeeds.

Buat kalian yang belum dan ingin mengikuti perkembangan terbaru dan berita gaming lainnya di akun sosial media kami.

Leave a Comment